Bengkuang (Pachyrhizus erosus) adalah tanaman akar-akaran yang populer di Asia Tenggara. Tanaman ini tumbuh subur di tanah yang kaya nutrisi dan memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Bengkuang juga kaya akan serat dan rendah kalori, sehingga banyak digunakan sebagai bahan makanan yang sehat.
Budidaya bengkuang dapat menjadi pilihan yang menguntungkan bagi petani, terutama untuk skala kecil. Budidaya bengkuang relatif mudah dan membutuhkan sedikit perawatan. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah untuk memulai budidaya bengkuang bagi petani pemula.
Persiapan Lahan
Sebelum menanam bengkuang, pastikan lahan yang akan digunakan telah disiapkan dengan baik. Pertama, pilih lahan yang memiliki kadar air yang cukup. Tanaman bengkuang membutuhkan banyak air, sehingga perlu dipastikan bahwa lahan tidak kering atau tergenang air.
Kedua, pastikan pH tanah berada dalam rentang 6 hingga 7. Jika pH tanah terlalu rendah, tambahkan kapur untuk meningkatkan pH tanah. Jika pH tanah terlalu tinggi, tambahkan pupuk kandang untuk menurunkan pH tanah.
Ketiga, bersihkan lahan dari gulma dan batu-batu kecil yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Tanah juga perlu digemburkan agar akar bengkuang dapat tumbuh dengan baik.
Penanaman
Setelah persiapan lahan selesai, saatnya menanam bengkuang. Ada dua cara penanaman bengkuang yang umum dilakukan, yaitu dengan biji atau stek.
Untuk penanaman dengan biji, biji bengkuang perlu direndam dalam air selama 24 jam sebelum ditanam. Lubang tanam perlu dibuat dengan jarak 40 hingga 50 cm antar lubang. Biji bengkuang ditanam dalam lubang dengan kedalaman 2 hingga 3 cm dan diberi jarak 5 hingga 10 cm antar biji.
Untuk penanaman dengan stek, potong batang bengkuang sepanjang 30 cm dengan diameter sekitar 3 hingga 4 cm. Potong batang menjadi potongan-potongan sepanjang 10 hingga 15 cm dan tanam dalam lubang dengan kedalaman 2 hingga 3 cm dan jarak antar lubang yang sama dengan penanaman biji.
Setelah menanam biji atau stek, siram tanaman secara teratur dan jaga agar tanah tetap lembab. Tanaman bengkuang akan tumbuh lebih cepat jika ditanam di tempat yang hangat dan terkena sinar matahari langsung.
Pemupukan
Tanaman bengkuang membutuhkan pemupukan agar dapat tumbuh dengan baik. Pemupukan dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan tanaman. Pemupukan pertama dilakukan sekitar satu bulan setelah penanaman, dan pemupukan kedua dilakukan dua bulan setelah pemupukan pertama.
Pada pemupukan pertama, berikan pupuk NPK dengan kandungan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) seimbang, seperti 16-16-16 atau 15-15-15. Pupuk diberikan dengan dosis 10-15 gram per lubang tanam atau 500-750 kg per hektar. Pupuk dapat dicampur dengan tanah sebelum diberikan pada lubang tanam.
Pada pemupukan kedua, berikan pupuk dengan kandungan lebih tinggi pada unsur fosfor, seperti 16-20-0 atau 15-20-5. Dosis dan cara pemberian pupuk sama seperti pada pemupukan pertama.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama masa pertumbuhan tanaman buah bengkuang, ada beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman dan mengganggu pertumbuhannya. Beberapa hama yang sering menyerang bengkuang adalah ulat daun, kutu daun, dan thrips. Beberapa penyakit yang sering menyerang bengkuang adalah layu bakteri, karat, dan busuk akar.
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, perhatikan sanitasi lingkungan dan kebersihan lahan. Bersihkan gulma dan bahan organik yang tidak diperlukan, dan pastikan tanaman terhindar dari stres lingkungan, seperti kekurangan air atau tergenang air.
Jika terjadi serangan hama atau penyakit, lakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida atau fungisida yang aman untuk tanaman dan manusia. Gunakan pestisida atau fungisida sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh produsen dan jangan berlebihan dalam penggunaannya.
Panen dan Pascapanen
Tanaman bengkuang dapat dipanen sekitar 3 hingga 5 bulan setelah penanaman, tergantung pada varietas yang digunakan. Tanaman yang siap dipanen ditandai dengan daun yang mulai menguning dan berkurangnya pertumbuhan daun.
Untuk memanen bengkuang, gali tanaman dengan hati-hati menggunakan cangkul atau garpu tanah. Setelah digali, bersihkan tanah dari akar bengkuang dan pisahkan batang dari umbi.
Setelah dipanen, bengkuang dapat disimpan dalam jangka pendek dalam suhu ruangan atau dalam kulkas. Bengkuang juga dapat dijadikan berbagai macam makanan, seperti acar, sup, atau salad.
Cara Budidaya Bengkuang di Pot atau Polybag
Budidaya bengkuang di polybag atau pot dapat menjadi alternatif bagi petani yang memiliki lahan yang terbatas atau ingin memanfaatkan lahan pekarangan sebagai media bercocok tanam. Tanaman bengkuang dapat tumbuh dengan baik di polybag atau pot asalkan terdapat sinar matahari yang cukup dan perawatan yang baik.
Berikut adalah langkah-langkah untuk memulai budidaya bengkuang di polybag atau pot:
Persiapan Polybag atau Pot
Pilihlah polybag atau pot yang memiliki ukuran yang cukup besar agar tanaman bengkuang dapat tumbuh dengan baik. Ukuran yang direkomendasikan adalah setidaknya 30 cm x 30 cm dengan kedalaman minimal 30 cm.
Berikan lubang drainase pada bagian bawah polybag atau pot untuk memungkinkan air berlebih keluar dan tanah tetap lembab. Jangan lupa untuk menyiapkan media tanam yang baik seperti campuran antara tanah, pupuk kandang dan serbuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1.
Penanaman
Biji bengkuang perlu direndam dalam air selama 24 jam sebelum ditanam. Tanam biji dengan kedalaman 2-3 cm di atas media tanam yang telah disiapkan. Untuk ukuran polybag atau pot yang disarankan, tanam 2-3 biji per polybag atau pot dengan jarak 10 cm antar biji.
Setelah menanam biji, siram tanaman secara teratur dan jaga agar tanah tetap lembab. Pastikan tempat penanaman terpapar sinar matahari langsung selama minimal 6-8 jam sehari.
Pemeliharaan
Tanaman bengkuang di polybag atau pot membutuhkan perawatan yang sama seperti tanaman di lahan biasa. Pastikan tanaman mendapatkan air dan nutrisi yang cukup dengan memberikan pupuk secara teratur.
Pupuk NPK dengan kandungan nitrogen, fosfor dan kalium seimbang dapat diberikan pada saat tanaman mulai tumbuh. Pupuk organik seperti pupuk kandang juga dapat digunakan untuk memberikan nutrisi yang cukup pada tanaman.
Selain itu, pastikan tanaman bebas dari gulma dan periksa secara rutin apakah ada tanda-tanda serangan hama atau penyakit. Jika ditemukan serangan, segera lakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida atau fungisida yang aman bagi tanaman dan manusia.
Panen
Tanaman bengkuang di polybag atau pot dapat dipanen sekitar 3 hingga 5 bulan setelah penanaman, tergantung pada varietas yang digunakan. Tanaman yang siap dipanen ditandai dengan daun yang mulai menguning dan berkurangnya pertumbuhan daun.
Untuk memanen bengkuang, gali polybag atau pot dengan hati-hati menggunakan cangkul atau garpu tanah. Setelah digali, bersihkan tanah dari akar bengkuang dan pisahkan batang dari umbi.
Kesimpulan
Budidaya bengkuang merupakan pilihan yang menguntungkan bagi petani pemula. Budidaya bengkuang relatif mudah dan membutuhkan sedikit perawatan. Untuk memulai budidaya bengkuang, persiapkan lahan dengan baik, tanam biji atau stek dengan jarak yang sesuai, berikan pupuk secara teratur, dan lakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat. Setelah dipanen, bengkuang dapat dijadikan berbagai macam makanan yang sehat dan lezat.
Namun, petani juga perlu memperhatikan faktor lain seperti harga jual, persaingan dengan petani lain, dan perubahan iklim. Selalu lakukan riset pasar sebelum menanam bengkuang dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Terakhir, budidaya bengkuang juga dapat diintegrasikan dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Misalnya dengan menggunakan pupuk organik atau mengurangi penggunaan pestisida dan fungisida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Dengan demikian, budidaya bengkuang dapat menjadi pilihan yang menguntungkan dan berkelanjutan bagi petani pemula. Selamat mencoba!
Leave a Reply
View Comments