Tag: media tanam

  • Tips Budidaya Sayur di Lahan Sempit

    Tips Budidaya Sayur di Lahan Sempit

    Budidaya Sayur di Lahan Sempit – Menanam tanaman terutama sayuran di kebun adalah cara yang sangat efektif untuk menghemat uang dan menghasilkan sayur mayur yang sehat untuk dapur Anda. Anda tidak perlu banyak ruang untuk menanam sayuran segar, rempah-rempah, dan buah-buahan. Anda bahkan tidak benar-benar membutuhkan taman. Para ahli tanaman tahu bahwa para pecinta kebun di rumah menginginkan hasil tinggi di tempat yang kecil atau terbatas. Oleh sebab itu, mereka telah mengembangkan lebih banyak varietas yang dapat tumbuh dalam media yang terbatas atau bahkan hidup dalam wadah sepanjang tahun.

    Budidaya Sayur di lahan sempit Metode Vertikultur

    Wadah atau Media untuk Sayuran Kecil

    Berkebun sayur biasanya memiliki hubungan yang kurang baik dengan kebun tanaman hias. Ada batasan khusus untuk kebun sayuran yang membutuhkan lahan luas dan berantakan yang biasanya disembunyikan di halaman belakang rumah. Dalam satu keluarga kecil, biasanya itu adalah wilayah kekuasaan para pria. Kebun sayur adalah tentang menghasilkan makanan dan bukan kecantikan atau keindahan untuk tempat tinggal.

    Teknik Budidaya Sayur di lahan sempit dengan Vertikultur Bambu

    Namun saat ini, sayuran telah mengambil tempat yang lebih menonjol di atas meja sehingga mereka mendapatkan lebih banyak ‘penghormatan’ dalam dunia berkebun. Dengan meningkatnya minat dari budidaya sayur di lahan sempit khususnya di rumah, kini telah ada peningkatan dalam pengembangan varietas baru untuk sayuran yang berwarna-warni serta varietas yang lebih etis sebagai penghasil makanan sekaligus penghias rumah tinggal.

    Anda tidak perlu area yang luas untuk memiliki kebun sayur. Anda memang membutuhkan tanah yang baik, banyak sinar matahari, sumber air dan mungkin pagar. Jika Anda memiliki tempat cerah kecil di halaman Anda, atau bahkan di teras Anda, Anda bisa menanam sayuran. Berikut tips memulai menanam sayuran di lahan yang terbatas.

    Penentuan Lokasi Budidaya Sayur di Lahan Sempit

    Budidaya Sayur di lahan sempit

    Penyinaran

    Sayuran membutuhkan sinar matahari 6 jam atau lebih setiap hari. Tanpa sinar matahari, buah-buahan tidak akan matang dan tanaman akan stress. Bahkan ada beberapa sayuran yang dapat bertahan hidup serta tumbuh dengan baik di bawah naungan cahaya matahari seperti selada dan sayuran hijau lainnya, brokoli, dan tanaman kacang-kacangan.

    Proses Irigasi (Pengairan)

    Sayuran juga membutuhkan penyiraman secara teratur. Tanpa penyiraman yang rutin, sayuran tidak akan bisa tumbuh dengan baik dan kesegarannya pasti akan berkurang. Beberapa jenis buah atau sayuran, seperti tomat, akan pecah atau layu jika tiba-tiba penuh dengan air setelah dalam waktu yang panjang tak mendapat pengairan. Jadi, kunci bertanam sayuran di lahan sempit adalah kontinuitas pengairan sesuai jumlah/kapasitas yang dibutuhkan oleh tanaman.

    Anda tidak selalu bisa mengandalkan hujan. Jika Anda memiliki sarana sistem irigasi tetes, maka itu merupakan nilai tambah yang baik untuk kebun sayur. Sistem irigasi tersebut benar-benar sangat mudah dipasang dan harganya jauh lebih murah daripada yang diperkirakan kebanyakan orang. Dan Anda akan menghemat uang pada air, karena ia akan langsung ke akar tanaman. Jadi melalui sistem irigasi tetes ini, jumlah air yang hilang karena penguapan akan sangat sedikit sekali. Hampir semua dipastikan terserap sempurna oleh akar tanaman.

    Jika Anda tidak ingin memilih irigasi tetes, coba tempatkan kebun sayur Anda di dekat keran air. Anda akan lebih cenderung untuk menyiram jika Anda tidak perlu menarik keluar selang.

    Media Tanam (Tanah)

    Pertimbangan terakhir untuk budidaya sayur di lahan sempit ini sangatlah penting. Sayuran membutuhkan tanah yang kaya akan bahan organik. Tanah penting untuk pertumbuhan semua jenis tanaman, tetapi lebih pada sayuran, karena rasanya pun dipengaruhi oleh kualitas tanah. Itulah salah satu yang menyebabkan buah anggur dari varietas yang sama dapat memiliki rasa yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain dan mengapa beberapa daerah menanam paprika yang lebih panas daripada yang lain.

    Jika Anda bisa memenuhi tiga hal mendasar ini: matahari, air, dan tanah yang bagus, maka Anda bisa berkebun sayur ataupun buah, tak peduli seberapa luas area yang anda miliki di rumah. Demikian tips budidaya sayur di lahan sempit yang dapat Taman Inspirasi sajikan. Jangan lupa tinggalkan komentar Anda di bawah dan share artikel ini jika Anda rasa bermanfaat. Selamat berkebun. Wassalamualaikum wr. wb.

     

  • Cara Menanam Anggrek dengan Sabut Kelapa

    Cara Menanam Anggrek dengan Sabut Kelapa

    Tanaman bunga anggrek termasuk keluarga asparagales, tanaman anggrek tumbuh subur di Indonesia. Banyak jenis anggrek yang hanya tumbuh di kalimantan dan papua, endemik hanya ada di daerah sana dan tak dapat tumbuh dengan baik diluar daerah tersebut. Indonesia memang salah satu wilayah berbagai jenis anggrek dapat tumbuh dengan baik dikarenakan membutuhkan jumlah curah hujan yang cukup tinggi, dikarenakan untuk tumbuh pada umumnya anggrek akarnya tidak menjalar di tanah melainkan menempel. Pada posisi vertikal seperti ini tentunya kalau air akan cepat mengalir ke bawah, padahal jumlah air yang dibutuhkan tidak sedikit.

    Terdapat lebih dari 25.000 spesies anggrek, yang terkenal di Indonesia contohnya anggrek bulan. Mayoritas spesies yang tumbuh di Indonesia pun harus berada di lokasi yang cukup sejuk, tempat yang lembab namun terkena sinar matahari. Kalau ditanam di rumah, tempat yang tepat kira-kira berada di teras depan rumah.

    Peluang Budidaya Tanaman Hias Anggrek

    Budidaya Anggrek dengan Sabut Kelapa

    Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang sudah lama terkenal, banyak disukai penghobi tanaman hias ini. Banyak rumah-rumah yang memelihara bunga anggrek meskipun untuk berbunganya terkadang membutuhkan waktu lama, banyak diantaranya yang berbunga hanya 1x dalam satu tahun, dan itu juga hanya bertahan beberapa hari saja bunganya.

    Hal-hal tersebut tidak menyurutkan minat orang-orang terhadap anggrek, pangsa pasarnya masih sangat besar. Selain karena keindahannya, mungkin juga karena untuk memeliharanya tidak terlalu merepotkan. Selain memiliki yang sudah ada di rumah, keinginan untuk mempunyai anggrek jenis lain juga membuat orang membeli lagi bunga anggrek.

    Baca Juga: Kumpulan Artikel tentang Tanaman Hias

    Prospeknya cukup baik, di masa depan permintaan terhadap bunga anggrek diperkirakan tidak akan anjlok karena sudah terbukti di masa pandemi covid-19 para penggemar bunga anggrek tetap membeli dan menambah jumlah koleksinya.

    Jenis bunga anggrek ada banyak, sehingga variasi yang dapat ditawarkan kepada pembeli bisa banyak. Misalnya sudah punya jenis A, maka bisa beli jenis B, bila tidak suka maka bisa beli jenis C atau D. Budidaya dan perawatan anggrek juga tergolong tidak terlalu sulit, ukurang tanaman yang tidak besar juga mengurangi kelelahan akibat mengangkat benda-benda berat seperti pot dan batang pohon yang besar bila mengembangkan tanaman jenis lain seperti tanaman buah misalnya.

    Cara Menanam Anggrek Dengan Sabut Kelapa

    Cara Menanam Anggrek dengan Sabut Kelapa

    Cara menanam bunga anggrek dengan media Sabut kelapa mempunyai kelebihan tersendiri, karena sabut kelapa ini sifatnya dapat menyimpan air dengan baik. Jadi sangat baik untuk tanaman anggrek yang membutuhkan air terus menerus dalam jumlah sedikit. Sabut kelapa dapat dibuat menjadi 2 macam, yaitu dengan dipotong-potong sehingga menyerupai tanah, kedua dipilin seperti tali sehingga dapat digunakan untuk mengikat ke media lain. Penggunaan keduanya akan dijelaskan di penjelasan di bawah ini.

    1. Langkah mengaplikasikan media sabut kelapa pada anggrek yang pertama yaitu dengan melakukan perendaman. Perendaman dilakukan selama enam jam yang di mana fungsinya untuk menghilangkan tannin. Sifat tannin ini bisa berdampak buruk pada pertumbuhan bunga anggrek.

    Alangkah baiknya memilih Sabut kelapa yang sudah tua karena mempunyai ketebalan yang lebih tebal, selain itu juga lebih tahan dari rusak akibat lembab yang terus menerus karena ia akan menyimpan banyak air setiap hari.

    2. Setelah melakukan perendaman kemudian diangkat lalu dijemur sampai setengah kering. Sabut kelapa yang sudah dikeringkan ditempelkan pada bagian tanaman anggrek dari batang sampai ke akarnya. Media Sabut kelapa mempunyai kelebihan bisa menyimpan air dan menyebabkan tidak perlu disiram setiap hari. Ini ditandai dengan rambut ikatannya yang menjadi berwarna agak gelap akibat lembab.

    3. Siapkan pot dan bibit tanamannya. Letakan beberapa batang arang di dasar pot, sabut kelapa yang sudah di olah tadi dililitkan mulai dari akar sampai ujung batang dari bibit tanaman anggrek dengan rapi dan rapat. Tanaman anggrek yang sudah dibalut oleh sabut kelapa ditaruh di atas tumpukan arang. Untuk membuat keseluruhan media menjadi lebih rapat masukan beberapa jumput sabut kelapa agar media tanam lebih padat. Dapat dilakukan penyiraman secukupnya agar lembab namun jangan sampai kebanyakan, beberapa hari dapat dicek apakah sudah kering dan butuh disiram kembali atau belum.

    Artikel Terkait: Budidaya Anggrek Tanpa RIBET, Praktis & Ekonomis

    Tips Menanam Anggrek dengan Sabut Kelapa

    Selain dengan media pot, sabut kelapa juga bisa digunakan dengan cara lain, yaitu dengan mengikatnya ke media lain yaitu batang pohon. Batang pohon palem, kelapa, atau kelengkeng termasuk cocok karena hama pada tanaman tersebut bukan jenis yang suka memakan tanaman anggrek. Caranya yakni sebagai berikut:

    • Sabut kelapa yang sudah siap akan digunakan sebagai tali, batang anggrek sampai dengan akarnya ditempelkan ke batang pohon lalu sabut melingkari keduanya (anggrek dan batang pohon).
    • Pastikan rapat namun tidak terlalu kencang agar tidak menekan terlalu keras.
    • Ujung akar sampai sedikit batang dari tanaman anggrek terkena lilitan sabut kelapa supaya semua bagian tersebut dapat menyerap air, selebihnya nanti akar tanaman anggrek akan menyesuaikan diri dengan sabut kelapa yang basah dan menempelkan diri ke sabut kelapa.

    Nah itu tadi beberapa tips cara menanam anggrek dengan sabut kelapa yang bisa sobat coba praktekkan sendiri di rumah. Semoga tips diatas bermanfaat dan jangan lupa share artikel ini ke media sosial sobat TIS semua. Terima kasih. Wassalam.

  • 4 Langkah Mudah Membuat Media Tanam Organik Sendiri

    4 Langkah Mudah Membuat Media Tanam Organik Sendiri

    Media tanam organik merupakan hal yang paling fundamental dalam kesuksesan budidaya tanaman dalam pot atau polybag. Tingkat keberhasilan kita dalam menanam sayuran atau tanaman buah bergantung pada komposisi dan kondisi media tanam. Dikarenakan setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh yang berlainan maka diperlukan komposisi media tanam yang berbeda.

    Kali ini, Taman Inspirasi SAFA akan sedikit mengulas tentang cara membuat media tanam atau memformulasi media tanam agar menjadi lahan tumbuh yang ideal untuk semua jenis tanaman terutama mereka yang dibudidayakan di pot atau polybag.

    Manfaat & Fungsi Media Tanam Organik

    Tanah untuk Media tanam organik

    Media tanam memiliki fungsi sebagai penyedia tempat untuk akar tanaman tumbuh dan berkembang sekaligus penyedia nutrisi dan penopang tanaman. Media tanam yang baik harus bisa menggantikan fungsi tanah layaknya tanaman yang dibudidayakan di lahan bedengan. Media tanam idealnya memiliki sifat biologis, fisis dan kimia yang sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Berikut ini kriteria atau ciri media tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman:

    1. Media tanam dapat menyimpan air untuk jangka waktu tertentu dengan aerasi (sirkulasi udara) dan drainase (pertukaran air) yang baik.
    2. Media tanam yang baik bersifat poros, yakni dapat mempertahankan kelembaban tanah namun tetap bisa membuang air yang berlebih. Tanah yang poros mempunyai rongga kosong antar materialnya.
    3. Media tanam harus bisa menopang tanaman serta memberikan ruang tumbuh yang baik bagi akar. Oleh sebab itu, media tanam harus gembur agar akar dapat berkembang. Namun ia tetap kuat sehingga tetap menopang tanaman sehingga tidak mudah roboh.
    4. Media tanam yang ideal tidak berpotensi menjadi sumber penyakit. Ia harus terbebas dari hama dan penyakit karena itu dapat menimbulkan resiko kematian bagi tanaman.
    5. Media tanam tetap bisa menjadi ruang tumbuh yang baik bagi mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanaman.
    6. Media tanam harus bisa menyediakan nutrisi bagi tanaman yang terdiri dari unsur hara mikro dan makro. Keberadaan unsur hara tersebut dapat juga ditingkatkan dengan penambahan pupuk atau berasal dari aktivitas mikroorganisme dalam tanah.

    Bahan Membuat Media Tanam Organik

    Membuat Media Tanam Organik sendiri

    Sebagaimana telah kami tuliskan sebelumnya bahwa artikel ini akan membahas kondisi media tanam yang cocok untuk diaplikasikan pada polybag atau pot. Berikut bahan-bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan media tanam organik:

    Tanah

    Ini termasuk bahan utama yang paling umum digunakan. Meski demikian, kita tidak bisa sembarangan mengambil tanah untuk dimanfaatkan sebagai media tanam di polybag. Jenis tanah yang ideal untuk media tanam adalah tanah bagian atas atau top soil. Tanah bagian atas biasanya memiliki karakter gembur, tidak terlalu berlempung dan berpasir.

    Ada jenis tanah lempung yang memiliki aerasi yang baik namun kurang baik dalam hal drainase. Tanah seperti ini sebaiknya jangan digunakan sebagai bahan media tanam organik.

    Kompos atau Humus

    Kompos adalah bahan organik yang berasal dari peruraian sisa-sisa limbah seperti dedaunan, buah busuk, sayuran busuk dan lain-lain. Kompos yang sudah matang menjadi sumber nutrisi atau hara bagi tanaman. Sedangkan kompos yang belum matang berpotensi menjadi sumber penyakit bagi tanaman.

    Tanah humus juga bisa dijadikan bahan tambahan media tanam karena unsur haranya yang tinggi. Tanah humus bisa didapatkan dengan mudah disekitar tanaman yang terdapat pohon pakis-pakisan.

    Sebagai alternatif, jika Anda memiliki hewan ternak seperti kambing, sapi atau ayam, gunakan kotoran hewan tersebut untuk menambah unsur hara pada media tanam. Namun sebaiknya gunakan kotoran hewan (kohe) yang sudah matang/terfermentasi. Ciri kohe yang sudah terfermentasi adalah tidak berbau dan memiliki tekstur menyerupai tanah.

    Media tanam organik dengan Sabut Kelapa

    Arang sekam atau Serabut kelapa

    Arang sekam didapatkan dari proses pembakaran sekam mentah yang tidak sempurna. Arang sekam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan porositas media tanam. Bahan ini dapat mempengaruhi sirkulasi udara serta air dalam tanah sehingga sangat berguna dalam menjaga kelembaban media tanam.

    Arang sekam juga bisa meningkatkan daya ikat media tanam terhadap air. Ia juga berfungsi menetralisir tingkat keasaman tanah, membantu menetralisir racun dalam tanah, sekaligus menjaga kesuburan tanah. Ia juga berfungsi menjadikan tanah tetap gembur karena dapat merangsang pertumbuhan mikroba dalam media tanam.

    Jika Anda kesulitan menemukan sekam, Anda juga bisa gunakan serabut kelapa yang dibakar hingga menjadi arang. Fungsinya juga hampir sama dengan arang sekam yakni membantu meningkatkan porositas media tanam.

    Pembuatan Media Tanam Organik

    Arang sekam Media tanam organik

    Bahan baku yang digunakan adalah top soil, kompos/pupuk kandang dan arang sekam. Berikut ini metode pembuatan media tanam organik :

    1. Siapkan tanah (top soil) yang gembur lalu ayak hingga tersisa butiran halusnya saja. Kondisi tanah harus kering karena tanah yang basah akan cenderung menggumpal. Tanah yang menggumpal akan sulit tercampur dengan bahan media tanam lainnya.
    2. Siapkan kompos/kotoran hewan yang sudah matang dan arang sekam/serabut kelapa.
    3. Gunakan perbandingan tanah, kompos dan arang sekam 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1. Aduk bahan-bahan tersebut hingga tecampur rata. Tak ada komposisi yang baku antara ketiga bahan tersebut. Semua bergantung pada jenis tanaman yang akan Anda budidayakan.
    4. Setelah tercampur rata, masukkan media tanam organik tersebut pada pot atau polybag. Sebelum mengisinya dengan tanaman, basahi terlebih dahulu media tanam tersebut dengan air secukupnya.

    Demikian tadi sedikit ulasan tentang cara pembuatan media tanam organik versi Taman Inspirasi SAFA. Apakah sobat tertarik untuk membuatnya? Atau punya ide lain tentang meracik media tanam untuk polybag/pot? Silahkan bagikan pengalaman sobat semua di kolom komenter. Terima kasih sudah berkunjung. Wassalam.

  • Trichoderma & Pemanfaatannya untuk Membuat Kompos Lebih Efektif

    Trichoderma & Pemanfaatannya untuk Membuat Kompos Lebih Efektif

    Trichoderma & Trichokompos – Persaingan di pasar global yang semakin tinggi saat ini mendorong perubahan yang signifikan pada semua sisi kehidupan manusia, tak terkecuali bidang pertanian dan perkebunan. Tuntutan untuk menghasilkan produk pertanian dengan kualitas tinggi dan harga yang bersaing memerlukan inovasi teknologi yang efektif dan efisien.

    Dengan inovasi teknologi bidang pertanian yang efektif maka biaya produksi dapat ditekan namun kualitas produk yang dihasilkan tidak menurun. Bahkan sebaliknya, kualitas produksi yang dihasilkan melalui penerapan metode tersebut justru dapat meningkat tajam. Itulah beberapa tantangan bagi dunia pertanian di Indonesia di masa yang akan datang.

    Mengapa harus Trichokompos?

    Saat ini hampir sebagian besar petani di Indonesia masih banyak bergantung pada pupuk kimia dan pestisida anorganik. Semakin tingginya harga pupuk dan pestisida kimia tentu sangat menyulitkan petani dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas produksinya. Alhasil, biaya produksi tinggi dengan hasil panen yang rendah membuat banyak petani di Indonesia semakin sulit memasarkan produknya. Belum lagi harga komoditas pertanian yang sering tidak menentu semakin membuat petani di Indonesia terpuruk.

    Masalah lain yang ditimbulkan saat menggunakan pestisida dan pupuk kimia dalam jangka waktu yang lama adalah kerusakan pada struktur biologis tanah, resistensi hama & penyakit tanaman serta pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Oleh sebab itu, sudah waktunya kita kembali menggunakan dan memanfaatkan kompos yang efektif dalam kegiatan budidaya tanaman.

    Dengan sentuhan teknologi sederhana trichokompos, kita bisa membuat pupuk organik yang lebih berkualitas, efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan produksi pertanian tanpa efek samping yang buruk bagi lingkungan.

    Apa itu Trichoderma & Trichokompos?

    Cara Membuat Trichoderma Kompos

    Trichokompos adalah singkatan dari trichoderma-kompos. Trichokompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang terkandung didalamnya jamur antagonis Trichoderma sp. Trichoderma yang ada didalam pupuk kompos jenis ini berfungsi sebagai dekomposer bahan-bahan organik sekaligus pengendali OPT penyakit tular tanah seperti Rhizoctonia sp., Fusarium sp., Phytium sp., Phythoptora sp. dan Sclerotium sp.

    Berdasarkan uji laboratorium yang kami rangkum dari beberapa sumber, trichokompos yang dihasilkan dari bahan organik kotoran sapi mengandung unsur hara Kalium 0,42%, Fosfor 0,28%, Nitrogen 0,50%, Calsium 1,035 ppm, Besi (Fe) 958 ppm, Cu 4 ppm, Mn 147 ppm dan Zn 25 ppm.

    Biasanya dalam proses pembuatan kompos, EM4 atau MOL dimanfaatkan sebagai dekomposer atau bakteri pengurai untuk mempercepat proses pelapukan bahan-bahan organik. Namun dalam pembuatan trichokompos, kita perlu menambahkan biang Trichoderma sehingga pupuk yang dihasilkan lebih berkualitas & efektif dalam memperbaiki struktur serta tekstur tanah. Berikut ini tahap-tahap produksi pupuk trichokompos & aplikasinya untuk berbagai jenis tanaman pertanian.

    Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

    • Bahan-bahan organik seperti arang sekam, serbuk gergaji, daun kering, sisa sayuran atau bahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos.
    • Pupuk kandang (kotoran kambing, sapi atau ayam) sebanyak 2 karung atau kurang lebih 1 kuintal.
    • Gula merah atau gula jawa 1/2 kg.
    • EM4 & Kapur dolomit.
    • Air bersih secukupnya.
    • Bibit atau biang jamur Trichoderma sp. (250 gr untuk 1 liter air).
    • Gembor atau sprayer untuk menyiram.
    • Cangkul atau alat lain untuk pengadukan.
    • Terpal atau plastik lebar.

    Cara Membuat Trichokompos

    Aplikasi Pupuk Trichoderma Kompos

    1. Bahan-bahan organik untuk komposbeserta pupuk kandang yang sudah disiapkan diaduk dan diratakan dengan ketebalan kurang lebih 20 cm. Jika ada bahan yang ukurannya terlalu besar seperti pelepah pisang, bonggol jagung, dll, hendaknya dipotong kecil agar mudah tercampur.
    2. Taburkan kapur dolomit diatasnya untuk menjaga tingkat keasaman (pH) pupuk.
    3. Larutkan gula merah dengan 10 liter air.
    4. Masukkan EM4 sebanyak 100 cc dalam larutan gula merah lalu aduk sampai tercampur merata.
    5. Setelah itu, campuran gula merah & EM4 disiramkan diatas bahan-bahan kompos menggunakan gembor atau sprayer.
    6. Aduk merata campuran bahan-bahan kompos tersebut menggunakan cangkul lalu tutup menggunakan terpal atau plastik selama kurang lebih 1 minggu. Penutupan hendaknya tetap memperhatikan sirkulasi udara di dalam kompos.
    7. Setelah 1 minggu, buka terpal atau plastik penutup dan tambahkan biang Trichoderma sp. sebanyak 250 gram yang dicampurkan dalam 1 liter air. Aduk kembali bahan kompos tersebut agar terjadi sirkulasi oksigen.
    8. Setelah 21 hari, jamur Trichoderma sp. akan mulai tumbuh. Ini ditandai dengan munculnya serabut halus menyerupai benang berwarna putih pada media kompos.
    9. Pupuk trichoderma-kompos sudah siap diaplikasikan untuk tanaman Anda.

    Pupuk trichoderma-kompos sangat efektif dimanfaatkan untuk menggemburkan tanah, menyuburkan tanaman, merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Selain itu, pupuk organik trichokompos juga dapat berfungsi sebagai pengendali penyakit tanaman seperti busuk akar & batang, layu dan busuk daun.

    Pupuk jenis ini juga dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanaman. Untuk pengaplikasian pada tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, terong, dll pupuk trichokompos ditaburkan merata di bedengan atau di lubang tanam sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman perkebunan seperti pepaya, jeruk, kelapa sawit, kopi, kakao, karet, dll pupuk trichoderma-kompos bisa ditaburkan melingkar dengan jarak kurang lebih 50 s/d 70 cm dari batang tanaman.