Fermentasi sekam mentah menjadi salah satu cara pengolahan limbah pertanian yang menarik. Dengan cara ini, sekam mentah yang biasanya dianggap sebagai sampah dapat dimanfaatkan menjadi pupuk alam yang berkualitas bagi tanaman. Tidak hanya itu, fermentasi sekam mentah juga memiliki keunggulan lain seperti membantu mengurangi limbah, meningkatkan fertilitas tanah, dan meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi.
10 Cara Fermentasi Sekam Mentah & Aplikasinya pada Tanaman
Jika Anda tertarik untuk melakukan fermentasi sekam mentah sendiri, berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1. Persiapkan Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
Pertama, Anda harus menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan fermentasi sekam. Bahan yang dibutuhkan di sini adalah sekam mentah, air, dan garam yang bersih. Berdasarkan jumlah sekam yang akan difermentasi, Anda dapat menyesuaikan jumlah air dan garam yang akan digunakan.
Untuk alat, Anda akan membutuhkan sebuah ember atau wadah besar yang cukup untuk menampung sekam dan air. Selain itu, Anda juga akan membutuhkan sebuah plastik untuk menutup ember tersebut.
2. Masukkan sekam mentah ke dalam ember
Setelah Anda siap dengan bahan dan alat yang dibutuhkan, Anda dapat mulai memasukkan sekam mentah ke dalam ember yang telah disediakan. Pastikan bahwa sekam yang Anda masukkan tidak terlalu banyak sehingga tidak melampaui batas ember.
Setelah selesai memasukkan sekam mentah, Anda dapat melanjutkan dengan menambahkan air dan garam ke dalam ember. Jumlah air dan garam yang disarankan untuk fermentasi sekam adalah 1 liter air dan 1 sendok teh garam.
3. Tutup ember dengan plastik
Setelah Anda selesai menambahkan air dan garam ke dalam ember, Anda harus menutup ember tersebut dengan plastik. Pastikan bahwa plastik tersebut ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam ember. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa ember tersebut tidak terkena sinar matahari langsung.
Hal ini harus dilakukan karena sinar matahari dapat mempercepat proses fermentasi sekam.
4. Biarkan ember berdiam selama 3-5 hari
Setelah ember tertutup rapat, Anda dapat membiarkannya berdiam selama 3-5 hari. Selama masa ini, proses fermentasi akan berlangsung. Anda akan melihat bahwa air dalam ember akan mulai menjadi keruh dan berbuih. Hal ini merupakan tanda bahwa fermentasi sedang berlangsung.
Setelah 3-5 hari, Anda dapat mengetahui bahwa fermentasi sudah selesai jika air dalam ember berubah menjadi bening dan berwarna kehijauan.
5. Tuangkan larutan fermentasi ke dalam lubang tanam
Setelah proses fermentasi selesai, Anda dapat memanfaatkan larutan fermentasi yang dihasilkan untuk menyiram tanaman. Untuk menggunakannya, Anda dapat menyiramkan larutan fermentasi ke dalam lubang tanam tanaman.
Pastikan bahwa Anda menyiramkan larutan fermentasi ke dalam tanah, bukan ke daun tanaman. Selain itu, Anda juga dapat menyiramkan larutan fermentasi pada tanaman setiap sekali atau dua kali dalam seminggu.
6. Tambahkan pupuk organik untuk meningkatkan hasil
Selain menyiramkan larutan fermentasi ke dalam tanaman, Anda juga dapat menambahkan pupuk organik untuk meningkatkan hasil. Pupuk organik yang dapat Anda gunakan di sini adalah pupuk kandang, kotoran hewan, atau kotoran ayam.
Anda dapat menambahkan pupuk organik ke tanah setiap kali Anda menyiramkan larutan fermentasi. Sebagai tambahan, Anda juga dapat memberikan pupuk organik secara teratur setiap minggunya sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.
7. Beri tanaman cukup air
Selain menyiramkan larutan fermentasi dan pupuk organik ke dalam tanaman, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman mendapatkan cukup air. Untuk memberikan tanaman cukup air, Anda dapat menyiramkan air secara teratur setiap hari.
Jika cuaca panas, Anda dapat menyiramkan air lebih sering dalam sehari. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman tidak terlalu banyak mendapatkan air. Hal ini penting untuk menghindari tanaman dari kerusakan akibat kelebihan air.
8. Beri tanaman cukup sinar matahari
Selain air, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman mendapatkan cukup sinar matahari. Tanaman yang mendapatkan cukup sinar matahari akan tumbuh lebih sehat dan subur. Untuk memberikan tanaman cukup sinar matahari, Anda dapat menempatkannya di lokasi yang banyak terkena sinar matahari.
Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Hal ini penting untuk menghindari tanaman dari kerusakan akibat kepanasan.
9. Pupuk tanaman secara teratur
Selain menyiramkan larutan fermentasi dan pupuk organik, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman mendapatkan pupuk secara teratur. Untuk memberikan pupuk tanaman, Anda dapat menggunakan pupuk kimia yang dijual di pasar. Pupuk yang disarankan di sini adalah pupuk NPK yang dapat membantu tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Anda dapat memberikan pupuk tanaman setiap sekali atau dua kali dalam seminggu.
10. Pantau dan lakukan pemeliharaan tanaman secara rutin
Terakhir, Anda harus selalu memantau dan melakukan pemeliharaan tanaman secara rutin. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat memastikan bahwa tanaman tumbuh dengan sehat dan subur. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa tanaman tidak terserang hama atau penyakit.
Jika ada hama atau penyakit yang menyerang tanaman, Anda harus segera melakukan tindakan pencegahan. Itulah beberapa tips cara fermentasi sekam mentah dan penggunaannya sebagai bahan tambahan pupuk organik bagi tanaman. Jika Anda melakukannya dengan benar, Anda dapat memanfaatkan sekam mentah menjadi pupuk alam yang berkualitas dan kaya akan nutrisi bagi tanaman. Selamat mencoba!
Leave a Reply
View Comments