7 Tahap Sukses Budidaya Porang, Tanaman Liar Kualitas Ekspor

Bibit Tanaman Porang

Budidaya porang kini mulai banyak diminati banyak petani di Indonesia. Lalu apa sebenarnya tanaman porang ini? Porang atau masyarakat mengenalnya dengan nama iles-iles termasuk tanaman umbi-umbian dari jenis Amorphophallus muelleri.

Porang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tepung, kosmetik dan penjernih air. Terakhir, tanaman ini diekspor ke Jepang sebagai bahan baku pembuatan lem dan jelly. Umbi tanaman porang mengandung banyak zat glucomanan yang berbentuk tepung. Glucomannan adalah serat alami yang dapat larut dalam air dan biasanya dimanfaatkan sebagai zat aditif makanan sebagai pengental dan emulsifier.

Bahkan, informasi terakhir yang kami dapatkan, porang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku lem ramah lingkungan dan sebagai salah satu bahan baku pembuatan komponen pesawat terbang. Mengingat manfaatnya yang sangat banyak dan peluang usahanya yang menggiurkan itulah kini banyak petani di Indonesia yang membudidayakan tanaman porang ini di lahan mereka.

Bibit Porang di Polybag

Porang atau iles-iles ini biasanya tumbuh secara liar di hutan tropis dengan ketinggian rata-rata mencapai 1,5 meter. Porang termasuk tanaman tunggal dengan corak warna belang hijau putih pada bagian batangnya. Ternyata dibalik habitat liarnya tanaman ini menjadi komoditas ekspor yang harga jualnya terbilang cukup mahal. Bahkan seorang petani di daerah Madiun, Jawa Timur kini menjadi milyader setelah berhasil membudidayakan tanaman ini. Padahal sebelumnya Ia adalah seorang pemulung.

Setiap tahun, kebutuhan ekspor umbi porang bisa mencapai lebih dari 750 ton guna memenuhi permintaan pasar dunia seperti negara Jepang dan China. Usaha budidaya porang pun terbilang masih langka mengingat tanaman ini belum begitu populer di Indonesia. Untuk harga jualnya, porang yang masih basah dihargai Rp 2.500 – 4.000 per kg. Sedangkan untuk porang kering yang sudah dipotong kecil harganya bisa mencapai Rp 20.000 – 35.000 per kg. Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk membudidayakan tanaman ini? Nah, kali ini Taman Inspirasi SAFA akan memberikan sedikit tips tentang budidaya porang di lahan bedengan mulai dari awal tanam sampai panen.

  1. Syarat Tumbuh Tanaman Porang

Pengolahan Lahan Budidaya Porang

Jenis dan PH Tanah

Pada dasarnya, tanaman porang dapat tumbuh dengan baik di berbagi jenis tanah. Namun untuk hasil yang optimal, Anda perlu menyiapkan lahan yang subur dengan kondisi tanah yang gembur dan tidak tergenang air. Untuk pH tanah ideal yakni berkisar 6-7.

BACA JUGA :   Manfaat & Budidaya Sayur Okra yang Jarang Orang Tahu

Lingkungan Tumbuh

Dalam budidaya porang, naungan dari tumbuhan besar disekitarnya merupakan faktor pendukung yang bisa mengoptimalkan hasil panen yang diperoleh. Tingkat kerapatan pohon yang menaungi tanaman porang ini minimal 40%. Jenis pohon yang ideal untuk menaungi tanaman porang adalah pohon-pohon dengan karakteristik daun rimbun dan batang tinggi seperti mahoni, besiar, jati, dan sono.

Suhu atau Iklim

Untuk sukses budidaya porang, suhu atau iklim juga perlu diperhatikan. Tanaman porang dapat tumbuh dengan baik pada daerang dengan ketinggian berkisar 100 s/d 600 mdpl.

Baca Juga : Budidaya Anggur Kerdil dalam Pot

  1. Teknik Perkembangbiakan Tanaman Porang

Sebagaimana tanaman umbi-umbian lainnya, porang bisa dikembangbiakkan dengan cara generatif maupun vegetatif. Akan tetapi, secara umum budidaya porang bisa dilakukan dengan tiga teknik perkembangbiakan berikut:

Teknik Perkembangbiakan Porang dari Bintil

Bintil atau katak porang berwarna coklat kehitaman dan biasanya tumbuh pada pangkal dan tangkai daunnya. Dalam 1 kg bintil berisi kurang lebih 100 butir bibit bintil/katak. Bintil porang bisa dikumpulkan saat panen dan simpan di tempat yang teduh sampai menjelang musim penghujan. Saat masuk musim penghujan, bintil porang bisa langsung ditanam di lahan yang telah kita siapkan sebelumnya.

Teknik Perkembangbiakan Porang dari Buah dan Biji

Perkembangbiakan porang bisa juga dilakukan melalui buah dan bijinya. Porang mulai berbunga saat memasuki kurun waktu 4 tahun setelah tanam. Setelah itu, bunga porang akan segera berkembang menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah atau umbi porang bisa terdapat kurang lebih 200-250 butir biji porang yang bisa Anda manfaatkan sebagai bibit dengan melalui tahap persemaian terlebih dahulu.

Teknik Perkembangbiakan Porang dari Umbi

Selain bintil dan biji, tanaman porang bisa dikembangbiakkan dengan menanam umbinya. Pilih umbi porang yang berukuran kecil. Ini bisa Anda dapatkan dari proses penyortiran tanaman porang yang terlalu rapat. Hasil penyortiran ini bisa Anda kumpulkan untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bakal bibit. Sedangkan untuk umbi yang berukuran lebih besar, Anda bisa pecah menjadi beberapa bagian kecil kemudian tanam kembali di lahan yang telah disiapkan.

  1. Persiapan Lahan untuk Budidaya Porang

 

BACA JUGA :   Budidaya Kacang Hijau: Cara Mudah dan Efektif untuk Panen Yang Melimpah

Budidaya Porang di Lahan Terbuka

Hal berikutnya yang harus Anda siapkan dalam budidaya tanaman porang yakni lahan tanam. Sebagai catatan, habitat asli tanaman porang adalah hutan tropis yang disekitarnya terdapat pohon-pohon besar. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil panen yang optimal, kondisi lahan yang kita siapkan setidaknya menyesuaikan dengan habitat asli tanaman porang tersebut. Menanam porang di lahan terbuka bisa tetap Anda lakukan asalkan diberikan naungan seperti paranet atau plastik UV supaya cahaya matahari tidak langsung mengenai tanaman.

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat menyiapkan lahan tanam yakni:

  • Bersihkan lahan dari gulma dan rumput liar kemudian gemburkan dengan cangkul atau media lainnya
  • Siapkan ajir sebagai penopang awal saat bibit mulai tumbuh.
  • Jarak pemasangan ajir yaitu 1 meter persegi untuk bibit umbi maupun bintil/katak.
  • Buat jalur penanaman dengan lebar 0,5 meter untuk penanaman bibit dari bintil.
  • Untuk bibit dari umbi, buat lubang tanam berukuran minimal 20x20x20 cm.
  • Tambahkan pupuk kandang atau kompos sebagai menyeimbangkan unsur hara dalam tanah. Bisa juga dengan menambahkan pupuk bokashi 0,5 kg per lubang yang dicampurkan dengan top soil. Sedangkan untuk bibit dari bintil gunakan pupuk bokashi saja yang dicampurkan dengan tanah sekitar penopang/ajir.

Baca Juga : Kiat PRAKTIS Budidaya Jamur Merang untuk Pemula

  1. Cara Menanam Porang

Ada berbagai cara dan teknik menanam porang namun satu hal penting yang perlu menjadi catatan yakni waktu penanaman. Porang sangat baik ditanam saat memasuki musim penghujan yakni di awal bulan Oktober – September. Berikut langkah praktis menanam porang:

  • Masukkan bibit porang yang sudah disiapkan kedalam lubang tanam.
  • Bakal tunas porang diposisikan dibagian atas dan jangan sampai terbalik.
  • Setiap lubang tanam diisi 1 bakal bibit dengan jarak tanam 1 meter persei.
  • Setelah bibit ditanam, tutup lubang dengan tanah dan sirami secukupnya.
  1. Pemupukan & Perawatan Tanaman Porang

Pemupukan awal dilakukan saat pengolahan lahan. Sedangkan pemupukan lanjutan bisa dilakukan setahun sekali saat masuk musim penghujan. Anda bisa gunakan pupuk kompos/kandang dengan tambahan pupuk urea 10 gram dan 5 gram SP 36 untuk tiap lubang tanam. Pemberian pupuk organik cair juga bisa dilakukan sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.

BACA JUGA :   Amankah Menggunakan Fungisida Hawar Daun Padi?

Perawatan dilakukan dengan membersihkan gulma disekitar tanaman sekaligus perbaikan drainase lahan. Lakukan pembersihan gulma minimal sebulan sekali. Jika tak dibersihkan, gulma akan menjadi sumber hama dan penyakit sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Jangan buang atau bakar gulma yang telah dibersihkan namun timbun kedalam lubang sebagai pupuk organik.

  1. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Porang

Hama yang seringkali menyerang tanaman porang diantaranya belalang, ulat umbi, lalat nematoda dan ulat makasar orketti. Sedangkan penyakit yang sering menyerang diantaranya busuk batang semu, dan layu daun. Penyebabnya yaitu sebangsa jamur seperti Rhyzoctonia sp, Cercospora sp, dan Sclerotium sp.

Sebagai langkah pencegahan selain pembersihan gulma dan perbaikan drainase, Anda bisa lakukan penyemprotan pestisida organik atau kimia. Namun untuk lebih amannya Anda bisa gunakan pestisida organik dari bawang putih atau sirih merah. Untuk cara pembuatan pestisida organik dari bawang putih Anda bisa baca di artikel ini.

  1. Pemanenan & Analisis Usaha Budidaya Porang

Umbi Porang

Tahap paling akhir dari budidaya porang yaitu tahap pemanenan. Dengan perawatan yang baik, tanaman porang bisa dipanen di umur 2 tahun pasca tanam. Umbi porang yang dipanen rata-rata memiliki berat 1 kg per buahnya. Umbi porang yang masih kecil atau dengan berat kurang dari 0,5 kg biarkan tumbuh untuk dipanen pada tahun berikutnya. Anda bisa memanen porang di tahun berikutnya tanpa perlu menanamnya kembali. Ciri tanaman porang yang sudah siap panen yakni daunnya terlihat mengering secara alami dan bukan karena terserang hama atau penyakit.

Jika Anda memiliki lahan seluas 1 hektar, maka tanaman porang yang bisa Anda budidayakan sebanyak kurang lebih 40 ribu. Jika dalam satu batang tanaman porang rata-rata menghasilkan umbi seberat 2 kg maka total yang bisa Anda panen yakni sebesar 80 ton. Jika harga perkilonya minimal Rp 2.500 maka omzet yang Anda dapatkan sebanyak total 200 juta rupiah. Langkah berikutnya setelah pemanenan yakni pembersihan umbi dan pemasaran. Untuk pasar dalam negeri, porang memang kurang laku namun Anda bisa menjualnya di agen terpercaya yang biasa membeli porang dalm jumlah besar.

Nah itu tadi tips singkat dari Taman Inspirasi SAFA tentang budidaya porang atau iles-iles. Cukup mudah bukan? Jangan lupa untuk share artikel ini jika dirasa bermanfaat. Atau jika Anda memiliki pertanyaan seputar budidaya tanaman silahkan tuliskan di kolom komentar atau melalui halaman kontak. Taman Inspirasi SAFA juga menyediakan berbagai bibit tanaman buah yang bisa Anda pesan melalui halaman ini. Terima kasih. Wassalam.

4.3/5 - (34 votes)