Budidaya Jamur Tiram PALING Praktis untuk Pemula

Budidaya jamur tiram termasuk salah satu peluang usaha yang menjanjikan mengingat semakin banyaknya permintaan pasar akan tumbuhan yang satu ini. Terlebih, jenis tanaman ini sangat cocok dibudidayakan di daerah dengan iklim tropis seperti Indonesia. Modal yang diperlukan untuk memulai usaha jamur tiram cukup murah karena kita bisa menyiapkannya secara bertahap. Bagian tersulit dari tahapan memulai budidaya jamur yakni membuat baglog. Baglog adalah media tanam yang sudah diinokulasi dengan bibit jamur pilihan.

Jamur tiram memiliki nama latin Pleurotus ostreatus. Ia termasuk dalam famili Basidiomycota. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama jamur tiram karena teksturnya yang mirip dengan kulit tiram, berwarna putih dan berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur jenis ini seringkali kita jumpai tumbuh di batang kayu yang lapuk. Oleh sebab itulah jamur ini juga dikenal dengan nama jamur kayu.

Ada beberapa tahapan dalam proses budidaya jamur tiram. Namun kali ini Taman Inspirasi SAFA akan meringkas tahap-tahap tersebut menjadi dua proses utama. Tahap pertama meliputi pembuatan media tanam jamur dan penginokulasian bibit jamur ke media tanam. Sedangkan tahap berikutnya yakni penumbuhan miselium jamur menjadi bakal/badan buah.

Baca Juga: 5 Cara Menanam Cabe PALING Praktis, Sehat dan Berbuah Lebat

Untuk seorang pemula, alangkah baiknya untuk memulai proses budidaya jamur dengan perawatan baglog agar menjadi daging buah. Nah untuk pengadaan baglog yang siap tumbuh, kita dapat membeli dari pihak lain yang lebih berpengalaman. Itu dilakukan untuk meminimalisir kerugian yang terjadi karena tanpa pengalaman membuat baglog maka daging buah jamur akan sulit tumbuh dengan baik. Setelah kita memiliki pengalaman yang cukup dan usaha budidaya jamur kita telah berkembang dengan baik baru kita bisa memulai belajar membuat baglog sendiri.

Persiapan Budidaya Jamur Tiram

Budidaya Jamur Tiram sebagai Usaha Rumahan

Berikut ini hal-hal yang harus anda persiapkan dalam memulai usaha budidaya jamur tiram

BACA JUGA :   Pentingnya Aplikasi Pupuk Fase Vegetatif pada Tanaman

Pembuatan Kumbung/Rumah Jamur

Kumbung merupakan tempat perawatan baglog sekaligus ruang pertumbuhan jamur. Biasanya, kumbung adalah bangunan permanen/semi permanen yang terdapat banyak rak didalamnya. Rak digunakan untuk menata baglog jamur. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kumbung yakni tingkat stabilitas suhu dan kelembaban.

Nah untuk kumbung, anda bisa gunakan ruangan yang tak terpakai di rumah anda seperti gudang atau garasi. Namun jika tidak ada, anda bisa membangun kumbung semi permanen menggunakan bahan dari bambu atau kayu dengan dindig dari papan atau gedek. Usahakan atap kumbung menggunakan genteng atau sirap. Atap dari asbes atau seng harus dihindari karena mereka cenderung mendatangkan panas sehingga kurang baik untuk pertumbuhan jamur di masa mendatang.

Hal lain yang perlu diperhatikan yakni bagian lantai kumbung. Idealnya, bagian lantai tidak diplester. Namun jika telah terlanjur diplester, kita bisa meletakkan nampan tepat di bagian bawah rak untuk menampung air yang meresap saat menyiram jamur. Nampan penampung itu juga bisa difungsikan sebagai alat pengontrol/penjaga kelembaban dalam ruangan kumbung.

Menyiapkan Rak untuk Baglog

Buat rak bertingkat dalam kumbung menggunakan kayu atau bambu sebagai tempat menyusun baglog. Letakkan rak berjajar dengan lorong diantaranya agar kita mudah dalam melakukan perawatan dan pengontrolan baglog. Tingi ruang antar rak jangan kurang dari 40 cm sehingga kita bisa membuatnya menjadi 2-3 tingkat untuk setiap rak baglog. Lebar ideal rak berkisar antara 40-50 cm dengan panjang ruas 1 meter. Untuk setiap ruas rak dapat menampung 70-80 baglog jamur tiram. Jumlah rak menyesuaikan dengan luasan kumbung atau jumlah baglog jamur yang akan dibudidayakan.

Mempersiapkan Baglog

Langkah berikutnya yakni menyiapkan baglog yang akan disusun pada rak dalam kumbung. Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menyusun baglog diantaranya:

  1. Bersihkan kumbung serta rak baglog dari kotoran dengan menyiramnya.
  2. Agar terlihat lebih bersih, lakukan pengapuran pada dinding kumbung.
  3. Semprotkan fungisida pada rak dan ruangan kumbung dan diamkan selama 2 hari.
  4. Setelah bau fungisida hilang, letakkan baglog yang siap ditumbuhkan pada rak. Itu ditandai dengan seluruh permukaan baglog telah terselimuti serabut putih (miselium).
BACA JUGA :   Cara Mudah dan Efektif untuk Stek Bunga Melati

Baglog adalah media tanam jamur tiram yang berbahan utama serbuk gergaji. Baglog tersebut dibungkus plastik transparan berbentuk silinder dengan lubang pada bagian ujungnya. Lubang tersebut diadakan sebagai tempat tumbuh daging jamur tiram.

Untuk budidaya jamur tiram skala besar, biasanya petani jamur membuat baglog sendiri. Namun untuk seorang pemula atau petani skala kecil dan menengah, biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Tingkat kesulitan dan modal yang dibutuhkan untuk membuat baglog itulah yang membuat petani kecil cenderung membelinya dari pihak lain.

Dengan membeli baglog, petani bisa lebih fokus dalam melakukan perawatan dan mengembangkan budidaya jamur tiram miliknya. Baglog jamur tiram yang ada di k biasanya memiliki bobot 1 kg dengan harga berkisar Rp. 2.000-25.00.

Perawatan Jamur Tiram

Budidaya Jamur Tiram Skala Kecil dan Menengah

Perawatan Baglog Jamur

Ada dua cara penyusunan baglog pada rak yang lazim dilakukan oleh petani jamur tiram yakni cara vertikal dan horizontal. Cara vertikal yakni menata baglog dengan lubang menghadap keatas sedangkan cara horizontal, lubang baglog menghada ke arah sampung. Kedua cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baglog yang disusun horizontal cenderung aman dari siraman air yang berlebih. Selain itu, pemanenan jamur juga lebih mudah. Kelemahannya yakni dalam hal pemanfaatan ruang. Penyusunan baglog secara horizontal lebih menyita ruang dalam kumbung.

Sedangkan untuk cara vertikal, ruang yang dibutuhkan tidak begitu banyak. Namun anda harus lebih cermat dan teliti saat melakukan penyiraman. Jangan sampai air masuk dalam baglog secara berlebihan karena itu akan menghambat pertumbuhan jamur dan justru menjadi sebab pembusukan bibit jamur.

Perawatan Budidaya Jamur Tiram

  1. Siapkan cincin baglog. Bisa menggunakan pipa paralon dengan diameter 2 atau 3 inci.
  2. Sebelum baglog disusun dalam rak, buka cincin dan kertas penutup. Diamkan selama 5-7 hari.
  3. Jika lantai kumbung masih berupa tanah, lakukan peniraman untuk menjaga tingkat kelembaban dalam ruang.
  4. Potong ujung baglog untuk memperlebar ruang tumbuh bagi daging jamur dan diamkan selama 3 hari tanpa disiram. Penyiraman cukup dilakukan pada lantai kumbung saja.
  5. Setelah 3 hari, lakukan penyiraman pada baglog menggunakan sprayer.
  6. Penggunaan sprayer ditujukan agar baglog tidak terlalu basah karena dalam hal ini air hanya difungsikan untuk membentuk kabut dalam ruang dan bukan tetesan air.
  7. Semakin sempuran pengabutan dalam ruang, semakin baik untuk pertumbuhan jamur.
  8. Frekuensi penyiraman dilakkan 2-3 kali sehari bergantung pada suhu ruang dan kelembaban dalam kumbung. Suhu ideal dalam ruangan berkisar antara 16-24 derajat Celcius.
BACA JUGA :   6 Jenis Tanaman Bunga sebagai Pagar Rumah yang Buat Privasi Tetap Terjaga

Baca Juga: Budidaya Mentimun Metode Stek Batang

Budidaya Jamur Tiram Paling Mudah Panen Melimpah

Pemanenan Jamur Tiram

Jika permukaan baglog telah terselimuti sempuran dengan miselium maka diharapkan dalam 1-2 minggu sejak pembukaan cincin baglog, jamur akan siap dipanen. Dengan perawatan yang baik, tiap baglog bisa dipanen hingga 5-8 kali. Untuk baglog dengan berat 1 kg bisa menghasilkan 0,7-0,8 kg jamur tiram. Setelah itu, baglog bisa dibuang atau dijadikan bahan pupuk kompos.

Hal yang perlu diperhatikan saat pemanenan yakni:

  1. Lakukan pemanenan pada jamur yang terlihat membesar dan mekar sempurna.
  2. Tanda-tanda jamur mekar sempurna yaitu jika ujungnya telah tampak meruncing dengan tudung berwarna putih bersih dan tidak memecah.
  3. Jika panen jamur melebihi waktu setengah hari saja, maka warnanya menjadi agak kekuningan dan tudungnya telihat pecah. Dan jika sudah seperti ini, maka jamur cepat layu dan tidak awet.
  4. Jarak antar panen jamur tiram berkisar antara 2-3 minggu.

Nah, itu tadi beberapa tips dari Taman Inspirasi SAFA seputar budidaya jamur tiram. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share artikel ini kepada sobat terdekat anda. Jika anda memiliki pertanyaan atau saran silahkan tinggalkan komentar anda di bawah. Selamat berkebun. Wassalam.

4.5/5 - (23 votes)